Social Group Work (part 1)

Pada masa lalu, metode bimbingan sosial kelompok atau social group work tidak melalui sebagai metode membantu orang yang dalam kesulitan untuk mengatasi masalahnya, melainkan sebagai cara untuk mengorganisasikan individu- individu ke dalam kelompok dengan maksud untuk emmbantu diri sendiri untuk menuju kepada hidup yang lebih baik. Banyak lembaga- lembaga pelayanan sosial yang melalui kelompojk dan pada umumnya mereka  bermaksud, menolonh orang- perorangan dengan mempergunakan kelompok untuk melanjutkan perkembangannya menjadi manusia yang berimbang kehidupan emosionalnya, bebas secara in telektual dan sehat secara jasmani dan rohani.
Dengan demikian yang menjadi sasaran bantuan melalui bimbingan sosial kelompok ialah orang perseorangan (in dividu) dan kelompok yang mengalami gangguan fungsi sosialnya. Dalam bimbingan sosial kelompok atau social group work, kelompok  berfungsi sebagai wadah dan sarana untuk membantu individu melalui interaksi dan program yang terarah. Program yang disusun oleh pekerja sosial kelompok menyediakan kemungkinan- kemungkinan untuk anggota berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain dan mengalami proses kelompok.

Lalu apa fungsi dan tugas pekerja sosial kelompok ? Tenang, saya akan menjawabnya di pararaf berikut.
Jadi fungsi pekerja sosial dalam social group work ialah menjad iperantara dalam transaksi individu sosial seperti yang banyak dilaksanakan oelh lembaga- lembaga pemberi pelayanan kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mem pertemukan kebutuhan orang perorangan dengan sumber- sumber sosial yang ada dimasyarakat.
Sedangkan tugas pekerja sosial secara umum  adalah menajdi perantara untuk menyediakan proses yang akan digunakan oleh individu dan masyarakat untuk salaing menjangkau melalui hubungan timbal balik untuk pemenuhan diri. Hubungan antara kebutuhan tersebut bersifat simbiotik. Artinya hubungan antara dua pihak yang memungkinkan kedua pihak tersebut saling memenuhi kebutuhannya masing- masing.
Pekerja sosial kelompok mempunyai tugas dan fungsi yang tidak terlepas dari tugas dan fungsi pekerja sosial pada umumnya, yakni sebagai seorang penolong ‘helping person’ ataupun sebagai enabler.

Apa proses bantuan melalui social group work ?
Tenang, pada dasarnya pemberian bantuan dalam bimbingan sosial kelompok sama dengan model pemecahan masalah pada social case work yang dikemukankan oleh Compton & Galaway yang mencakup tahap kontak, kontrak, dan tindakan. Klien yang ditanganai pada social group work adalah perorangan dan atau kelompok. Untuk itu seorang pekerja sosial kelompok dapat memberikan bimbingan dan harus perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana kelompok itu terbentuk dan implikasinya pada pekerjaan sosial, seperti :
·     Melalui paksaan (compulsory)
Dimana pen gelompokan ini terjadi karena diatur oleh suatu kekuasaan (retorika).
·     Bentuk (format groups)
Kelompok ini dibentuk melalui inisiatif dari luar, namun anggotanya mempunyai pilihan.
·     Alamia (natural groups)
dimana pekerja sosial akan berhadapan dengan kelompok yang sudah terbentuk secara alami ditengah- tengah masyarakat.
Proses pemberian bantuan selanjutnya dipengaruhi oleh bagaimana sikap kelompok pada waktu menerima pekerja sosial dilingkungannya. Proses pemberian bantuan melalui bimbingan sosial kelompok atau social group work akan berlangsung secara bertahap seperti :
·      Tahap Pengumpulan Data (Intake)
Tahap ini pekerja sosial berupaya mengumpulkan data yang selengkap- lengkapnya mengenai klien. Kegiatan ini mencakup :
a.    Pekerja sosial mengadakan penilaian (assessment) terhadap klien dan permasalahannya melalui pertanyaan- pertan yaan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.    Siapa kliennya itu ? orang perorangan atau kelompok ?
2.  Siapa yang dijadikan tujuan pemberian bantuan tersebut ? (untuk hal mengetahui tujuan bantuan dapat dilihat dari aspek)
ü Kebutuhan yang disadari anggota kelompok, yang telah mendorong mereka untuk bergabung dalam satu kelompok.
ü Apa yang menjadi maksud tujuan bimbingan sosial kelompok atau organisasi yang menyelenggarakan kegiatan kelompok tersebut.
ü Pemahaman pekerja sosial terhadap orang perorangan dan kelompok secara mendalam. Seringkali dalam hal ini termasksud pengakuan terhadap adanya kebutuhan yang tidak disadari oleh para anggota kelompok.
b.      Pekerja sosial kelompok menilai sumber bantuan yang cocok untuk mengatasi masalah seperti :
1.  Sumber apa saja yang terdapat dalam system klien ? (ada kalanya, system klien memiliki sumber tersebut yang tidak disadarinya)
2.    Sumber apa saja yang ada pada lembaga atau badan sosial untuk mengatasi masalah klien ?
3.  Sumber apa saja yang diperluakn oleh klien ? (hal ini dapat sirumuskan sesudah pekerja sosial menganalisis data yang suda diperolehnya)
c.       Kesepakatan apa  yang dapat dicapai. Dalam hal ini dapat dirumuskan dengan :
1.   Apakah klien sepakat untuk memasuki relasi bantuan ?
2.  Dalam relasi, pemberian bantuan  tersebut terdapat peranan yang berbeda antara pekerja sosial dengan system klien.

·      Tahap Mendiaknosis Masalah Dan Perencanaan Bantuan
Pada tahap ini  yang perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya pemberian bantuanterhadap system klien melalui jawaban dari rumusan pertanyaan seperti :
1. Kemampuan apakah yang masih dimiliki oleh klien untuk menolong dirinya dan untuk melaksanakan perubahan ? (hal ini, pekerja sosial dituntut untuk lebih jeli mencari data dan pengelolahannya)
2.    Dapatkah masalah klien diuraikan unsur- unsurnya ?
3.  Dapatkah pekerja sosial mengidentifikasi unsur- unsur masalah yang daapt digarap terlebih dahulu ?
4.   Sumber manakah yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah dengan memperhitungkan kemampuan yang ada pada klien ?
5.   Bagaimana rencana bantuan disusun, sehingga kebutuhan klien, potensi y ang dimiliki sumber- sumber yang tersedian, dan tujuan penyelesaian masalah dapat disatukan ?

·      Komposisi Dan Pembentukan Kelompok
1.   Kelompok manakah yang akan dipergunakan sebagai wadah pemberian bantuan melalui bantuan sosial kelompok ? (pemulihan kelompok diseduaikan dengan karakteristik klien dan tujuan yang ingin dicapai kelompok ).
2.   Pekerja sosial perlu  merumuskan kelompok yang bagaimana yang akan dijadikan wahana untuk menjadi wadah kegiatan.
3.    Apakah relasi antara kelompok, yaitu anggota lama dan anggota atau antar anggota lama, antar anggota kelompok kondusif untuk mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan bersama.
4.  Sudahkah anggota kelomok terlihat sudah siap untuk berperan serta dalam melaksanakankegiatan kelompok yang sudah ditetapkan dan direncanakan untuk mencapai tujuan.

·      Pengembangan Dan Pemberian Bantuan
Dalam memberikan bantuan klien, seorang pekrja sosial perlu memperhatikan hal- hal sebgai berikut :
a.   Relasi antar pekerja sosial dengan anggota lelompok dan pekerja sosial dengan kelompok sebagai satu kesatuan
b. Relasi antar anggota kelompok dalam proses kelompok. Seperti rasa saling member dan menerima, sifat  agresif, ketidak puasan, acuh terhadap pendatang baru.
c.   Berkomunikasi secara verbal. Seperti melalui diskusi  yang  perencanannya diprogramkan secara bijak.
d.    Kemunikasi non verbal yang berlangsung perlu mendapatkan perhatian dan pengamatan pekerja sosial seperti permainan peran, drama, simulasi, dll.
e.     Menciptakan lingkungan yang jelas arah dan tujuannya serta maksud kegiatannya.

Selain poin diatas, kita juga harus memperhatikan hal lain, seperti  :
1.   Program kelompok direncanakan untuk mendorong terjadinya perkembangan pribadi/ kelompok melalui proses kelompok  yang memberikan pengalaman berharga bagi anggota kelompok.
2.  Rasa keb ersamaan mempunyai peranan yang penting dalam proses kelompok yang harus diperhitungkan pekerja sosial dalam upaya mendorong kelompok untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi angggotanya.
3.     Dalam menangani kelompok, pekerja sosial perlu memperhatikan prinsip individualisasi karena adanya perbedaan karakteristik masing- masing individu dalam kelompok.

·      Evaluasi Dan Terminasi
a.      Ada empat unsur yang dianalisa untuk kemungkinan perubahan  sebuah kelompok yang berarti terjadi terminasi, yaitu :
1.    Tujuan kelompok sudah tercapai
Hal ini khususnya diterapkan jikaulau kelompok ini merupakan kelompok un tuk mengadakan terapi.
2.     Maladaptasi
Ini timbul karena kelompok tidak mampu mengembangkan cara yang efektif untuk  merespon terhadap perubahan eksternal dan tekanan lingkungan.
3.     Ketiadaan integritas
Dapat terjadi apabila kelompok tak dapat mencapai kondisi tertentu untuk bertahan.
4.     Pembubaran sesuai dengan yang direncanakan
Sesuai dengan jangka waktu itu berakhir, maka berakhir pula kelompok itu.
b. Terminasi juga mungkin terjadi karena alasan- alasan lain yang bersifatpribadi. Misalkan memutuskan sendiri untuk berhenti mengikuti kegiatan kelompok.

c.   Pada pelaksanaan evaluasi yang sangat tepat dilakukan bersama dengan klien, sehingga klien mendapatkan gambaran mengenai hasil proses kelompokyang diikutinya. Pada saat terminasi, klien diharapkan sudah siap untuk lepas dari hubungan dengan lembaga pemberi layanan dan pekerja sosial.

Sekian dulu yah, nanti di post berikutnya kita sambung dengan pembahasan yang lain mengenai social group worknya. Terima kasih. . .

Share:

Related Posts: