Pada masa lalu, metode bimbingan sosial kelompok atau social
group work tidak melalui sebagai metode membantu orang yang dalam kesulitan
untuk mengatasi masalahnya, melainkan sebagai cara untuk mengorganisasikan
individu- individu ke dalam kelompok dengan maksud untuk emmbantu diri sendiri
untuk menuju kepada hidup yang lebih baik. Banyak lembaga- lembaga pelayanan
sosial yang melalui kelompojk dan pada umumnya mereka bermaksud, menolonh orang- perorangan dengan
mempergunakan kelompok untuk melanjutkan perkembangannya menjadi manusia yang
berimbang kehidupan emosionalnya, bebas secara in telektual dan sehat secara
jasmani dan rohani.
Dengan demikian yang menjadi sasaran bantuan melalui
bimbingan sosial kelompok ialah orang perseorangan (in dividu) dan kelompok
yang mengalami gangguan fungsi sosialnya. Dalam bimbingan sosial kelompok atau social
group work, kelompok berfungsi sebagai
wadah dan sarana untuk membantu individu melalui interaksi dan program yang
terarah. Program yang disusun oleh pekerja sosial kelompok menyediakan
kemungkinan- kemungkinan untuk anggota berinteraksi dengan anggota kelompok
yang lain dan mengalami proses kelompok.
Lalu apa fungsi dan tugas pekerja sosial kelompok ? Tenang,
saya akan menjawabnya di pararaf berikut.
Jadi fungsi pekerja sosial dalam social group work ialah
menjad iperantara dalam transaksi individu sosial seperti yang banyak
dilaksanakan oelh lembaga- lembaga pemberi pelayanan kesejahteraan sosial yang
dirancang untuk mem pertemukan kebutuhan orang perorangan dengan sumber- sumber
sosial yang ada dimasyarakat.
Sedangkan tugas pekerja sosial secara umum adalah menajdi perantara untuk menyediakan
proses yang akan digunakan oleh individu dan masyarakat untuk salaing
menjangkau melalui hubungan timbal balik untuk pemenuhan diri. Hubungan antara
kebutuhan tersebut bersifat simbiotik. Artinya hubungan antara dua pihak yang
memungkinkan kedua pihak tersebut saling memenuhi kebutuhannya masing- masing.
Pekerja sosial kelompok mempunyai tugas dan fungsi yang
tidak terlepas dari tugas dan fungsi pekerja sosial pada umumnya, yakni sebagai
seorang penolong ‘helping person’ ataupun sebagai enabler.
Apa proses bantuan melalui social group
work ?
Tenang, pada dasarnya pemberian bantuan dalam bimbingan
sosial kelompok sama dengan model pemecahan masalah pada social case work yang
dikemukankan oleh Compton & Galaway yang mencakup tahap kontak, kontrak,
dan tindakan. Klien yang ditanganai pada social group work adalah perorangan
dan atau kelompok. Untuk itu seorang pekerja sosial kelompok dapat memberikan
bimbingan dan harus perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana kelompok itu
terbentuk dan implikasinya pada pekerjaan sosial, seperti :
· Melalui paksaan (compulsory)
Dimana pen gelompokan ini terjadi karena diatur oleh suatu kekuasaan
(retorika).
· Bentuk (format groups)
Kelompok ini dibentuk melalui inisiatif dari luar, namun anggotanya
mempunyai pilihan.
· Alamia (natural groups)
dimana
pekerja sosial akan berhadapan dengan kelompok yang sudah terbentuk secara
alami ditengah- tengah masyarakat.
Proses pemberian bantuan selanjutnya dipengaruhi oleh
bagaimana sikap kelompok pada waktu menerima pekerja sosial dilingkungannya.
Proses pemberian bantuan melalui bimbingan sosial kelompok atau social group
work akan berlangsung secara bertahap seperti :
·
Tahap Pengumpulan Data (Intake)
Tahap ini pekerja sosial berupaya mengumpulkan data yang selengkap-
lengkapnya mengenai klien. Kegiatan ini mencakup :
a. Pekerja sosial mengadakan penilaian (assessment)
terhadap klien dan permasalahannya melalui pertanyaan- pertan yaan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Siapa kliennya itu ? orang perorangan atau
kelompok ?
2. Siapa yang dijadikan tujuan pemberian bantuan
tersebut ? (untuk hal mengetahui tujuan bantuan dapat dilihat dari aspek)
ü Kebutuhan yang disadari anggota kelompok, yang
telah mendorong mereka untuk bergabung dalam satu kelompok.
ü
Apa yang menjadi maksud tujuan bimbingan sosial
kelompok atau organisasi yang menyelenggarakan kegiatan kelompok tersebut.
ü
Pemahaman pekerja sosial terhadap orang perorangan
dan kelompok secara mendalam. Seringkali dalam hal ini termasksud pengakuan
terhadap adanya kebutuhan yang tidak disadari oleh para anggota kelompok.
b.
Pekerja sosial kelompok menilai sumber bantuan
yang cocok untuk mengatasi masalah seperti :
1. Sumber apa saja yang terdapat dalam system klien
? (ada kalanya, system klien memiliki sumber tersebut yang tidak disadarinya)
2. Sumber apa saja yang ada pada lembaga atau badan
sosial untuk mengatasi masalah klien ?
3. Sumber apa saja yang diperluakn oleh klien ? (hal
ini dapat sirumuskan sesudah pekerja sosial menganalisis data yang suda
diperolehnya)
c.
Kesepakatan apa
yang dapat dicapai. Dalam hal ini dapat dirumuskan dengan :
1. Apakah klien sepakat untuk memasuki relasi
bantuan ?
2. Dalam relasi, pemberian bantuan tersebut terdapat peranan yang berbeda antara
pekerja sosial dengan system klien.
·
Tahap Mendiaknosis Masalah Dan Perencanaan
Bantuan
Pada tahap ini yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana upaya pemberian bantuanterhadap system klien
melalui jawaban dari rumusan pertanyaan seperti :
1. Kemampuan apakah yang masih dimiliki oleh klien
untuk menolong dirinya dan untuk melaksanakan perubahan ? (hal ini, pekerja
sosial dituntut untuk lebih jeli mencari data dan pengelolahannya)
2. Dapatkah masalah klien diuraikan unsur- unsurnya
?
3. Dapatkah pekerja sosial mengidentifikasi unsur-
unsur masalah yang daapt digarap terlebih dahulu ?
4. Sumber manakah yang dapat dipergunakan untuk
mengatasi masalah dengan memperhitungkan kemampuan yang ada pada klien ?
5. Bagaimana rencana bantuan disusun, sehingga
kebutuhan klien, potensi y ang dimiliki sumber- sumber yang tersedian, dan
tujuan penyelesaian masalah dapat disatukan ?
·
Komposisi Dan Pembentukan Kelompok
1. Kelompok manakah yang akan dipergunakan sebagai
wadah pemberian bantuan melalui bantuan sosial kelompok ? (pemulihan kelompok
diseduaikan dengan karakteristik klien dan tujuan yang ingin dicapai kelompok ).
2. Pekerja sosial perlu merumuskan kelompok yang bagaimana yang akan
dijadikan wahana untuk menjadi wadah kegiatan.
3. Apakah relasi antara kelompok, yaitu anggota
lama dan anggota atau antar anggota lama, antar anggota kelompok kondusif untuk
mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan bersama.
4. Sudahkah anggota kelomok terlihat sudah siap
untuk berperan serta dalam melaksanakankegiatan kelompok yang sudah ditetapkan
dan direncanakan untuk mencapai tujuan.
·
Pengembangan Dan Pemberian Bantuan
Dalam memberikan bantuan klien, seorang pekrja sosial perlu memperhatikan
hal- hal sebgai berikut :
a. Relasi antar pekerja sosial dengan anggota
lelompok dan pekerja sosial dengan kelompok sebagai satu kesatuan
b. Relasi antar anggota kelompok dalam proses kelompok.
Seperti rasa saling member dan menerima, sifat
agresif, ketidak puasan, acuh terhadap pendatang baru.
c. Berkomunikasi secara verbal. Seperti melalui
diskusi yang perencanannya diprogramkan secara bijak.
d. Kemunikasi non verbal yang berlangsung perlu
mendapatkan perhatian dan pengamatan pekerja sosial seperti permainan peran,
drama, simulasi, dll.
e. Menciptakan lingkungan yang jelas arah dan
tujuannya serta maksud kegiatannya.
Selain poin diatas, kita juga
harus memperhatikan hal lain, seperti :
1. Program kelompok direncanakan untuk mendorong
terjadinya perkembangan pribadi/ kelompok melalui proses kelompok yang memberikan pengalaman berharga bagi
anggota kelompok.
2. Rasa keb ersamaan mempunyai peranan yang penting
dalam proses kelompok yang harus diperhitungkan pekerja sosial dalam upaya
mendorong kelompok untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi angggotanya.
3. Dalam menangani kelompok, pekerja sosial perlu
memperhatikan prinsip individualisasi karena adanya perbedaan karakteristik
masing- masing individu dalam kelompok.
·
Evaluasi Dan Terminasi
a. Ada empat unsur yang dianalisa untuk kemungkinan
perubahan sebuah kelompok yang berarti
terjadi terminasi, yaitu :
1. Tujuan kelompok sudah tercapai
Hal ini khususnya diterapkan jikaulau kelompok ini merupakan kelompok un
tuk mengadakan terapi.
2. Maladaptasi
Ini timbul karena kelompok tidak mampu mengembangkan cara yang efektif
untuk merespon terhadap perubahan eksternal dan tekanan lingkungan.
3. Ketiadaan integritas
Dapat terjadi apabila kelompok tak dapat mencapai kondisi tertentu untuk
bertahan.
4. Pembubaran sesuai dengan yang direncanakan
Sesuai dengan jangka waktu itu berakhir, maka berakhir pula kelompok itu.
b. Terminasi juga mungkin terjadi karena alasan-
alasan lain yang bersifatpribadi. Misalkan memutuskan sendiri untuk berhenti
mengikuti kegiatan kelompok.
c. Pada pelaksanaan evaluasi yang sangat tepat
dilakukan bersama dengan klien, sehingga klien mendapatkan gambaran mengenai
hasil proses kelompokyang diikutinya. Pada saat terminasi, klien diharapkan
sudah siap untuk lepas dari hubungan dengan lembaga pemberi layanan dan pekerja
sosial.
Sekian dulu yah, nanti di post berikutnya kita sambung dengan pembahasan yang lain mengenai social group worknya. Terima kasih. . .
Sekian dulu yah, nanti di post berikutnya kita sambung dengan pembahasan yang lain mengenai social group worknya. Terima kasih. . .