Tujuan Pencatatan Dalam Pekerjaan Sosial

Menurut Ardissa sebuah catatan (record) dalam pekerjaan sosial khususnya dalam proses Social Casework, adalah suatu abtaksi dari apa yang terjadi dalam situasi sosial antara klien dan pekerja sosial dalam proses pemberian bantuan. Pencatatan pada dasarnya suatu abstraksi tentang apa yang yang terjadi dalam relasi antara pekerja sosial dan kliennya pada proses pemberian bantuan.

Catatan dapat juga dipandang sebagai suatu reproduksi dari apa yang terjadi dalam situasi sosial khusus yang berarti, yang dapat dipergunakan untuk menetapkan diagnose, perumusan masalah, penetapan tujuan/ sasaran, penentuan strategi/  tugas dan stabilitasi usaha perubahan dan juga berguna dalam proses pemberian bantuan/ proses intervensi dan evaluasi.

Catatan dibuat secara tertulis seperti pada umumnya dilakukan oleh pekerja sosial di Indonesia. Dan dalam perkembangannya, pencatatan yang dilakukan oleh pekerja sosial sudah menggunakan audiotape dan videotape. Catatan yang dibuat secara tertulis oleh pekerja sosial merupakan sari dari persepsi pekerja sosial sendiri tentang klien. Klien yang membaca case record tidak akan mendengar dan melihat         perilakunya sendiri sebagai pelaku melainkan melihat persepsi orang lain tentang dirinya.
Untuk apa pekerja sosial membuat catatan ?
Pekerja sosial membuat catatan tidak hanya untuk alat komunikasi dalam usaha mempertanggung jawabkan segala tindakannya, tetapi juga mempunyai tujuan dan maksud tertentu.

Adapun tujuan dari pencatatan oleh pekerja sosial, yaitu :
>> Praktikan
Catatan untuk tujuan praktik antara lain digunakan dalam rangka :
a.       Pembuatan problem assessment (pengukuran masalah)
b.      Mengarahkan proses intervensi
c.       Bahan dalam bantuan evaluasi dan terminasi

>>  Administrasi
Catatan untuk tujuan administrasi digunakan sebagai :
a.       Bahan dala laporan pertanggung jawaban kepada pihak yayasan, mas yarkat (donator, dll), pemerintah, dan sebagainya.
b.      Bahan untuk rapat kerja
c.       Bahan dalam proses evaluasi social service delivery (penyampaian pelayanan sosial) dan analisis kebijakan sosial.
d.      Sebagai bahan untuk menilai seberapa jauh pekerja sosial telah melakukan peranan sebagai pekerja sosial professional.
e.      Bahan untuk menilai kempuan interview, memelihara relasi, dan mendiagnosa.
f.        Bahan untuk terapi, evaluasi, dan terminasi.
g.       Pertanggung jawababn terhadap lembaga badan sosial.
h.      Dokumen dan sebagai dasar laporan statistic lembaga.
i.         Memelihara kelangsungan pelayanan terutama bila terjadi pengalihan klien (referral atau transfer)

>>  Supervise
Catatan untuk tujuan supervise digunakan sebagai :
a.       Bahan dalam proses belajar mengajar.
b.      Bahan untuk menilai seberapa jauh pekrja sosial telah melakukan peranan sebagai pekerja sosial professional.
c.       Bahan untuk menilai kemampuan interview, memelihara relasi, mendiagnosa, terapi, evaluasi, dan terminasi.

>> Belajar Mengajar
Catatn untuk tujuan belajar mengajar dikelas, antara lain :
a.       Memberikan contoh penerapan teori dalam proses bantuan.
b.      Mempercepepat proses pemahaman terori dan konsep.
c.       Mengoreksi dan perubahan intervensi.
d.      Evaluasi.
e.      Menentukan terminasi bantuan.
f.        Supervise

>>  Penelitian
Catatan untuk tujuan penelitian antara lain dipergunakan untuk :
a.       Mencari model praktik.
b.      Menguji efektifitas suatu metode.
c.       Bisa jga dalam policy – research (penelitian kebijakan).

>> Komunikasi Antar Profesi
Sedangkan catatan untuk tujuan komunikasi antar profesi digunakan untuk :
a.       Media komunikasi antar profesi pekerja sosial.
b.       Berbagai profesi lain


Dalam kaitannya dengan tujuan- tujuan tersebut diatas, maka yang paling penting dari suatu catatan professional isinya, hakekat situasi kasus. Dan suatu keharusan dari pekerja sosial adalah mendapat informasi, menulis apa yang ia piker berguna bagi proses assessment dan intervensi secara professional.
Share: