Social Group Work (part 2)

Postingan Social Group Work  sebelumnya, saya telah menuliskan beberapa hal mengenai apa social group work. Dan dalam postingan kali ini, saya akan membeberkan lagi beberapa hal yang diperhatikan oelh seorang pekerja sosial kelompok. Mulai dari tugas, fungsi, prinsip hingga teknik yang digunakan dalam metode bimbingan social gruop work. Tak perlu berlama- lama, langsung saja yah kita tengok. . .

Tugas pekerja sosial kelompok. Apa saja sih tugasnya ?
American associatiom of social group worker, memberikan penjelasan mengenai tugas pekerja sosial kelompok sebagai berikut :
Pekerja sosial kelompok memungkinkan berbagai macam kelompok untuk bertugas dengan cara bagaimanapun agar pergaulan dalam kelompok dan kegiatan- kegiatannya dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan pribadi anggota- anggotanya dalam menc apai tujuan sosial yang telah dikehendaki. Jika diperinci, tugas pekerja sosial kelompok itu adalah :
1.    Membantu kelompok untuk memahami tujuan dari badan s osial yang menyelenggarakan bimbingan sosial kelompok itu sampai sejauh mana dapat memberikan keuntungan bagi pencapaian tujuan kelompok.
2.    Membantu kelompok dalam merumuskan sasaran kerja, maksud, dan tujuan kelompok.
3.    Membantu kelompok dalam mengembangkan jiwa kelompok dan keinsyafan para anggota kelompok.
4.  Membantu kelompok untuk menyadari kemampuan- kemampuan dan kelemahan- kelemahannya sehingga ia dapat mengambil ketentuan- ketentuan sesuai tingkatannya.
5.   Membantu kelompok untuk mengetahui atau mengenal persoalan- persoalan yang terjadi.
6. Membantu kelompok untuk menyempurnakan organisasinya, kemudian membantu para pimpinannya memahami tugas.
7.    Membantu kelompok untuk mengembangkan tingkat sosial control dalam kelompok.
8.  Membantu kelompok dengan mengusahakan diperolehnya sumber- sumber yang diperlukan baik dari badan sosial maupun dari masyarakat.
9.    Membantu kelompok untuk memahami kelompok lainnya, kemudian mengembangkan kerja sama antara mereka.
10.Membantu anggota kelompok untuk saling menerima temannya dan saling bergaul dnegan penuh tanggung jawab sebagai sesame anggota kelompoknya.

Selain tugas- tugas diatas pekerja sosial kelompok mempunyai beberapa macam tugas pekerjaan yang khas yang mungkin tidak dikerjakan oleh metode lain yaitu :
1.    Menyertai kelompok dalam pertemuan atau rapat
2.    Pembuatan report (laporan)
3.    Mengadakan kontak pribadi dengan anggota

Selain ada tugas pekerja sosial pada social group work. Social group work juga mempunyai fungsi. Lalu apa saja sih fungsinya ? sok atuh disimak. . .
Fungsi social group work adalah mengusahakan terciptanya pengalaman- pengalaman yang menyenangkan dan yang memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk berinteraksi, berpartisipasi, dan menyatakan perasaannya. Pada dasarnya fungsi social group work adalah :
1.    Menolong individu yang tertekan atau mengalami masalah.
2.    Mennolong kelompok itu sendiri untuk mencpai tujuannya.
3.    Mengadakan kegiatan- kegiatan yang bersifat prefentif dan pengembangan.

Bukan hanya tugas dan fungsi saja. Social group work juga mempunyai prinsip- prinsip dalam menerapkan pelaksanaan pekerjaan sosial. Prinsip umum pekerjaan sosial merupakan dasar dari setiap praktek metode pekerjaan sosial khususnya bimbingan sosial kelompok. Maka perasaan, sikap, pandangan dan tindakan- tindakan para pekerja sosial harus diselenggarakan dengan prinsip- prinsisp umum pekerjaan sosial yaitu :
1.    Keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai kehormatan diri (harga diri) kemuliaan dan kesempurnaan yang hrus dihargai dan dijunjung tinggi.
2.    Bahwa setiap manusia yang mengalami penderitaan pribadi, ekonomi, dan sosial mempunyai hak untuk menentukan diri sendiri, mengenai apa kebutuhan- kebutuhan dan bagaimana cara mengatasinya.
3.    Bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama yang hanya dibatasi oleh kemampuan masing- masing.
4.    Bahwa ketiga prinsip umum tersebut adalah berhubungaan dengan tanggu jawab sosial terhadap dirinya, keluarga, dan masyarakat.

Sedangkan prinsip social group work menurut H. B. Trecker mengatakan sebagai berikut :
1.    Prinsip pembentukan kelompok terencana
Dalam social group work, kelompok merupakan kesatuan tempat dimana para individu  memperoleh pelayanan untuk mengembangkan pribadinya.
2.    Prinsip tujuan  khusus
Dalam bimbingan sosial kelompok memiliki tujuan khusus untuk perkembangan individu dn kelompok harus dirumuskan dengan cermat oleh pekerja sosial kelompok agar dengan demikian terdapat keserasian antara harapan dan kemampuan kelompok.
3.    Prinsip hubungan petugas kelompok yang bertujuan
Dalam bimbingan ini harus dibina adanya hubungan yang bertujuan diantara pekerja sosial dengan anggota kelompok dan atas dasar keyakinan bahwa pekerja sosial akan menerima anggota kelompok   sebagaimana adanya keadaan mereka.
4.    Prinsip individuakisasi yang terus menerus
Dalam prinsip ini, kita mengenal bahwa kelompok itu berbeda- beda dan setiap anggota kelompok itu menggunakan  pengalamna kelompok dengan bermacam- macam cara untuk memenihi kebutuhannya.
5.    Prinsip interaksi kelompok yang terpimpin
Dalam social group work, sumber kekuatan utama untuk menggerakan kelompok dan memperngaruhi individu anggota kelompok untuk melakukan adalah interaksi untuk saling pengaruh mempengaruhi diantara par aanggotanya.
6.    Prinsip demokrasi dalam menentukan keinginan kelompok sendiri
Kelompok harus dibantu dalam mengambil  keputusan- keputusannya sendiri dan keinginan- keinginan yang diinginkan dan sebanyak mungkin dibimbing untuk bertanggung jawab sesuai dnegan kemampuannya.
7.    Prinsip fungsi organisasi yang fleksibel
Proses yang dipergunakan oelh pekerja sosial untuk membingan dalam tata kerja yang formal sama pentingnya dengan susunan organisasi itu sendiri. Organisasi harus fleksibeldan harus didorong bila sedang berusaha mencapai tujuan yang sama penting.
8.    Prinsip pengalaman program
Sebaiknya p rogram dalam kelompok dimulai sesuai dengan minat anggota, kebutuhan dan pengalaman dan keinginannya, serta harus diusahakan guna memajukan perkembangan kelompok.
9.    Prinsip penggunaan sumber
Sumber- sumber yang ada dalam masyarakat maupun yang disekitar badan sosial/ lembaga sosial harus dapat dipergunakan untuk memperkaya pengalaman kelompok, untuk kemanfaatan anggota dan kelompok itu sendiri.
10. Prinsip penilaian
Penilaian yang terus menerus terhadap proses dan hasil program atau pekerjaan kelompok adalah sangan penting, kelompok dan badan sosial harus mengambil bagian dalam pelaksanaan penilaian ini.

Setelah prinsip, kita akan cari mengetahui teknik- tekni apa saja sih yang digunakan dalam bimbingan sosial kelompok ?
Ada beberpa macam tehnik yang dapat digunakan oleh pekerja sosial kelompok untuk melaksanakan tugasnya yaitu :
1.    Role Playing
Ini adalah suatu teknik mengajar dimana peserta latihan memisahkan dirinya, mengajarkan atau melaksanakan suatu pekerjaan sesungguhanya atau maslah- masalah buatan dalam bidang relasi manusia dan bidang- bidang lainnya.
2.    Diskusi
Diskusi adalah pertukaran  pendapat, perasaan, pengalaman antara dua orang atau lebih.
3.    Studi Kasus
Adalah kumpulan dari smeua bahan- bahan yang erguna dari seseorang yang dituliskan sedemikian rupa sehingga memberikan suatu gambaran yang jelas tentang latar belakang dan keadaan seseorang yang merupakan dasar untuk penyelidikan selanjutnya.
4.    Rapat Kumbang
Adalah suatu diskusi kelompok yang memperbincangkan suatu maslaah dnegan membagi kelompok menjadi kelompok kecil.

Sekian postingan tentang social group work. Maaf jika masih banyak kekurangan yang ditampilkan dalam postingan ini. Semoga bermanfaat buat teman- teman.


Share:

Social Group Work (part 1)

Pada masa lalu, metode bimbingan sosial kelompok atau social group work tidak melalui sebagai metode membantu orang yang dalam kesulitan untuk mengatasi masalahnya, melainkan sebagai cara untuk mengorganisasikan individu- individu ke dalam kelompok dengan maksud untuk emmbantu diri sendiri untuk menuju kepada hidup yang lebih baik. Banyak lembaga- lembaga pelayanan sosial yang melalui kelompojk dan pada umumnya mereka  bermaksud, menolonh orang- perorangan dengan mempergunakan kelompok untuk melanjutkan perkembangannya menjadi manusia yang berimbang kehidupan emosionalnya, bebas secara in telektual dan sehat secara jasmani dan rohani.
Dengan demikian yang menjadi sasaran bantuan melalui bimbingan sosial kelompok ialah orang perseorangan (in dividu) dan kelompok yang mengalami gangguan fungsi sosialnya. Dalam bimbingan sosial kelompok atau social group work, kelompok  berfungsi sebagai wadah dan sarana untuk membantu individu melalui interaksi dan program yang terarah. Program yang disusun oleh pekerja sosial kelompok menyediakan kemungkinan- kemungkinan untuk anggota berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain dan mengalami proses kelompok.

Lalu apa fungsi dan tugas pekerja sosial kelompok ? Tenang, saya akan menjawabnya di pararaf berikut.
Jadi fungsi pekerja sosial dalam social group work ialah menjad iperantara dalam transaksi individu sosial seperti yang banyak dilaksanakan oelh lembaga- lembaga pemberi pelayanan kesejahteraan sosial yang dirancang untuk mem pertemukan kebutuhan orang perorangan dengan sumber- sumber sosial yang ada dimasyarakat.
Sedangkan tugas pekerja sosial secara umum  adalah menajdi perantara untuk menyediakan proses yang akan digunakan oleh individu dan masyarakat untuk salaing menjangkau melalui hubungan timbal balik untuk pemenuhan diri. Hubungan antara kebutuhan tersebut bersifat simbiotik. Artinya hubungan antara dua pihak yang memungkinkan kedua pihak tersebut saling memenuhi kebutuhannya masing- masing.
Pekerja sosial kelompok mempunyai tugas dan fungsi yang tidak terlepas dari tugas dan fungsi pekerja sosial pada umumnya, yakni sebagai seorang penolong ‘helping person’ ataupun sebagai enabler.

Apa proses bantuan melalui social group work ?
Tenang, pada dasarnya pemberian bantuan dalam bimbingan sosial kelompok sama dengan model pemecahan masalah pada social case work yang dikemukankan oleh Compton & Galaway yang mencakup tahap kontak, kontrak, dan tindakan. Klien yang ditanganai pada social group work adalah perorangan dan atau kelompok. Untuk itu seorang pekerja sosial kelompok dapat memberikan bimbingan dan harus perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana kelompok itu terbentuk dan implikasinya pada pekerjaan sosial, seperti :
·     Melalui paksaan (compulsory)
Dimana pen gelompokan ini terjadi karena diatur oleh suatu kekuasaan (retorika).
·     Bentuk (format groups)
Kelompok ini dibentuk melalui inisiatif dari luar, namun anggotanya mempunyai pilihan.
·     Alamia (natural groups)
dimana pekerja sosial akan berhadapan dengan kelompok yang sudah terbentuk secara alami ditengah- tengah masyarakat.
Proses pemberian bantuan selanjutnya dipengaruhi oleh bagaimana sikap kelompok pada waktu menerima pekerja sosial dilingkungannya. Proses pemberian bantuan melalui bimbingan sosial kelompok atau social group work akan berlangsung secara bertahap seperti :
·      Tahap Pengumpulan Data (Intake)
Tahap ini pekerja sosial berupaya mengumpulkan data yang selengkap- lengkapnya mengenai klien. Kegiatan ini mencakup :
a.    Pekerja sosial mengadakan penilaian (assessment) terhadap klien dan permasalahannya melalui pertanyaan- pertan yaan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.    Siapa kliennya itu ? orang perorangan atau kelompok ?
2.  Siapa yang dijadikan tujuan pemberian bantuan tersebut ? (untuk hal mengetahui tujuan bantuan dapat dilihat dari aspek)
ü Kebutuhan yang disadari anggota kelompok, yang telah mendorong mereka untuk bergabung dalam satu kelompok.
ü Apa yang menjadi maksud tujuan bimbingan sosial kelompok atau organisasi yang menyelenggarakan kegiatan kelompok tersebut.
ü Pemahaman pekerja sosial terhadap orang perorangan dan kelompok secara mendalam. Seringkali dalam hal ini termasksud pengakuan terhadap adanya kebutuhan yang tidak disadari oleh para anggota kelompok.
b.      Pekerja sosial kelompok menilai sumber bantuan yang cocok untuk mengatasi masalah seperti :
1.  Sumber apa saja yang terdapat dalam system klien ? (ada kalanya, system klien memiliki sumber tersebut yang tidak disadarinya)
2.    Sumber apa saja yang ada pada lembaga atau badan sosial untuk mengatasi masalah klien ?
3.  Sumber apa saja yang diperluakn oleh klien ? (hal ini dapat sirumuskan sesudah pekerja sosial menganalisis data yang suda diperolehnya)
c.       Kesepakatan apa  yang dapat dicapai. Dalam hal ini dapat dirumuskan dengan :
1.   Apakah klien sepakat untuk memasuki relasi bantuan ?
2.  Dalam relasi, pemberian bantuan  tersebut terdapat peranan yang berbeda antara pekerja sosial dengan system klien.

·      Tahap Mendiaknosis Masalah Dan Perencanaan Bantuan
Pada tahap ini  yang perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya pemberian bantuanterhadap system klien melalui jawaban dari rumusan pertanyaan seperti :
1. Kemampuan apakah yang masih dimiliki oleh klien untuk menolong dirinya dan untuk melaksanakan perubahan ? (hal ini, pekerja sosial dituntut untuk lebih jeli mencari data dan pengelolahannya)
2.    Dapatkah masalah klien diuraikan unsur- unsurnya ?
3.  Dapatkah pekerja sosial mengidentifikasi unsur- unsur masalah yang daapt digarap terlebih dahulu ?
4.   Sumber manakah yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah dengan memperhitungkan kemampuan yang ada pada klien ?
5.   Bagaimana rencana bantuan disusun, sehingga kebutuhan klien, potensi y ang dimiliki sumber- sumber yang tersedian, dan tujuan penyelesaian masalah dapat disatukan ?

·      Komposisi Dan Pembentukan Kelompok
1.   Kelompok manakah yang akan dipergunakan sebagai wadah pemberian bantuan melalui bantuan sosial kelompok ? (pemulihan kelompok diseduaikan dengan karakteristik klien dan tujuan yang ingin dicapai kelompok ).
2.   Pekerja sosial perlu  merumuskan kelompok yang bagaimana yang akan dijadikan wahana untuk menjadi wadah kegiatan.
3.    Apakah relasi antara kelompok, yaitu anggota lama dan anggota atau antar anggota lama, antar anggota kelompok kondusif untuk mencapai tujuan kelompok yang sudah ditetapkan bersama.
4.  Sudahkah anggota kelomok terlihat sudah siap untuk berperan serta dalam melaksanakankegiatan kelompok yang sudah ditetapkan dan direncanakan untuk mencapai tujuan.

·      Pengembangan Dan Pemberian Bantuan
Dalam memberikan bantuan klien, seorang pekrja sosial perlu memperhatikan hal- hal sebgai berikut :
a.   Relasi antar pekerja sosial dengan anggota lelompok dan pekerja sosial dengan kelompok sebagai satu kesatuan
b. Relasi antar anggota kelompok dalam proses kelompok. Seperti rasa saling member dan menerima, sifat  agresif, ketidak puasan, acuh terhadap pendatang baru.
c.   Berkomunikasi secara verbal. Seperti melalui diskusi  yang  perencanannya diprogramkan secara bijak.
d.    Kemunikasi non verbal yang berlangsung perlu mendapatkan perhatian dan pengamatan pekerja sosial seperti permainan peran, drama, simulasi, dll.
e.     Menciptakan lingkungan yang jelas arah dan tujuannya serta maksud kegiatannya.

Selain poin diatas, kita juga harus memperhatikan hal lain, seperti  :
1.   Program kelompok direncanakan untuk mendorong terjadinya perkembangan pribadi/ kelompok melalui proses kelompok  yang memberikan pengalaman berharga bagi anggota kelompok.
2.  Rasa keb ersamaan mempunyai peranan yang penting dalam proses kelompok yang harus diperhitungkan pekerja sosial dalam upaya mendorong kelompok untuk dapat mengambil keputusan terbaik bagi angggotanya.
3.     Dalam menangani kelompok, pekerja sosial perlu memperhatikan prinsip individualisasi karena adanya perbedaan karakteristik masing- masing individu dalam kelompok.

·      Evaluasi Dan Terminasi
a.      Ada empat unsur yang dianalisa untuk kemungkinan perubahan  sebuah kelompok yang berarti terjadi terminasi, yaitu :
1.    Tujuan kelompok sudah tercapai
Hal ini khususnya diterapkan jikaulau kelompok ini merupakan kelompok un tuk mengadakan terapi.
2.     Maladaptasi
Ini timbul karena kelompok tidak mampu mengembangkan cara yang efektif untuk  merespon terhadap perubahan eksternal dan tekanan lingkungan.
3.     Ketiadaan integritas
Dapat terjadi apabila kelompok tak dapat mencapai kondisi tertentu untuk bertahan.
4.     Pembubaran sesuai dengan yang direncanakan
Sesuai dengan jangka waktu itu berakhir, maka berakhir pula kelompok itu.
b. Terminasi juga mungkin terjadi karena alasan- alasan lain yang bersifatpribadi. Misalkan memutuskan sendiri untuk berhenti mengikuti kegiatan kelompok.

c.   Pada pelaksanaan evaluasi yang sangat tepat dilakukan bersama dengan klien, sehingga klien mendapatkan gambaran mengenai hasil proses kelompokyang diikutinya. Pada saat terminasi, klien diharapkan sudah siap untuk lepas dari hubungan dengan lembaga pemberi layanan dan pekerja sosial.

Sekian dulu yah, nanti di post berikutnya kita sambung dengan pembahasan yang lain mengenai social group worknya. Terima kasih. . .

Share:

Social Community Organization



Sebelumnya kita sudah membahas mengenai metode bimbingan sosial peroranga, dan postingan kali ini saya akan membagi tentnag Social Community Organization atau metode sosial organisasi masyarakat. Untuk mengefesienkan waktu, kita langsung saja cuus ke paragraf berikutnya.

Bimbingan organisasi masyarakat atau social community organization merupakan proses untuk mewujudkan suatu penyesuaian bertambah lama bertambah efektif diantara sumber- sumber kesejahteraan sosial di lingkungan. Pemahaman terhadap metode ini adalah upaya untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan sosial disuatu masyarakat pada daerah tertentu melalui saranan dan sumber- sumber yang tersedia di masyarakat.
Ada beberapa ahli yang mengungkapkan dan memberikan pengertian tentang metode bimbingan organisasi masyarakat, seperti :
LEONARD W. MAYO
Dimana memberikan pengertian bahwa bimbingan organisasi masyarakat terutama harus dilaksanakan diantara atau beberapa lembaga- lembaga dalam masyarakat mengenai suatu masalah.

MURRY G ROSS
Mengatakan kalau bimbingan organisasi masyarakat merupakan suatu proses dimana suatu masyarakat berusaha untuk menentukan kebutuhan- kebutuhan atau tujuannya, mengatur kebutuhan- kebutuhan atau tujuan- tujuan.

Dari dua pendapat diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa bimbingan organisasi masyarakat merupakan metode untuk membantu masyarakat menggali dan menyerahkan sumber- sumber yang ada untuk memenuhi kebutuhannya.     
Dalam social community organization terdapat tiga unsure penting yang harus diperhatikan,  yaitu :
1.    Mobilizing (mengerahkan dan menggali)
Artinyaa suatu gerak bersama dari berbagai pihak dalam hal ini semua anggota mesyarakat untuk menggarap dan mengeksploitasi sesuatu dengan usaha untuk memperoleh daya guna mengatasi suatu kebutuhan dari  masyarakat.
2.    Resources
Yaitu sumber- sumber yang ditangani atau dieksploitasi. Ada tiga macam sumber disini, yaitu :
·      Human resources : kecerdasan, kekuatan, kehumasan, dll.
·      Phisycal resources : sumber- sumber alami yang bisa didapatkan dialam semesta, seperti batu, tumbuh- tumbuhan, air, tanah, dll.
·      Institusional resources : sumber lembaga kemsyarakatan seperti LSM, badan sosial, rumash sakit, dll.
3.    Need
Yaitu kebutuhan / kekurangan dari suatu masarakat yang dirasakan oleh seluruh masyarakat atau sebagian anggota msyarakat.  Kebutuhan ini dapat diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu :
·         Kebutuhan normative, kebutuhan yang tidak berkembang sesuai dnegan perubahan masyarakat.
·         Kebutuhan yang dirasakan oleh masyasrakat dan hanya berdasarkan persepsi masyarakat itu sendiri.
·         Kebutuhan yang nyata dari masyarakat yang perlu segera dipahami.              

Sedangkan tahap- tahap dalam bimbingan organisasi masyarakat menurut Walter A. Friedlander juga mempunyai proses permulaan dan proses akhir seperti bimbingan sosial perorangan, yaitu :
1.    Tahan penyidikan
Dimana pekerja sosial dan para partisipan yang bermi nat menyelidiki rencana masalah yang diusulkan mengingat akan pelaksanaannya dan kelayakan perhatian masyarakat akan segala data  dan fakta dikumpulkan selengkapnya.
2.    Tahap diagnostic
Yakni masalah diklasifikasikan dan saluran- saluran serta alat untuk pendekatan masalah dihasilkan maka semua data yang terkumpul dibahas unutk menentukan apa yang harus diperbuat.
3.    Tahap perencanaan
Tahap ini, maslah lebih dijelaskan lebih rinci, mana yang fakta, mana yang pendapat. Dimana perubahan dalam sikap dan pengetahuan mengambil tempat dimana menghasilkan rencana- rencana atau rekomendasi, kemudian diakhiri dnegan penyusunan rencana mengenai tindakan yng akan dilakukan.
4.    Tahap pelaksanaan
Dimana rencana dilaksanakan. Setiap tahap saling berhubungan, pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan perencanaan yang disusun pada tahap ketiga.
Share:

Social Case Work (part 2)



Jika postingan sebelumnya di Social Case Work (part 1) kita telah bahas mengenai pengertian dan tujuan dari social case work. Maka kali ini, saya akan membagi prinsip, teknik, serta proses dalam metode bimbingan sosial perorangan. Tanpa  berlama- lama, kita langsung saja kebenang merah postingan ini.

Prinsip- prinsip dalam praktek bimbingan sosial perorangan (principles of casework practice) tidak terpisah dari pada prinsip- prinsip umum pekerjaan sosial. Prinsip- prinsip social case work ini dilaksanakan pada seluruh kegiatan dalam praktek case work dan dimulai pada saat pertama terjadinya hubungan pekerjaan sosial dengan klien dan sebelum pekerjaan sosial mengetahui klien secara luas. Prinsip- prinsip bimbingan sosial perorangan (social case work) dibagi menjadi dua, yaitu :
·      Prinsip- prinsip umum
Prinsip ini digunakan untuk semua bimbingan sosial perorangan yang dipergunakan bagi semua macam pekerjaan bimbingan sosial perorangan. Macam- macam prinsip umum pada social case work yaitu :
1.       Prinsip penerimaan (the principle of acceptance)
Ialah bagaimanapun keadaannya klien, pekerja sosial harus dapat menerima menurut kenyataan keadaannya secara wajar dan dihargai atau dihormati sebagi seorang manusia dnegan segala sifat- sifat yang khusus.
2.       Prinsip hubungan (the principle of communication)
Bahwa casework harus dapat menciptakan hubungan yang serasi dengan klien. Sehingga klien mau dan bersedia mengemukakan segala kesukaran yang dialami dan terbuka hatinya untuk menceritakan permasalahannya.
3.       Prinsip individualisasi (the principle  of individualization)
Ialah tiap- tiap klien haruslah dipandang sebagai suatu individu yang berdiri sendiri, yang tidak sama dan berbeda dengan klien lainya. Perbedaan itu disebabkan adanya perbedaan pengalaman dan latar belakang kehidupannya.
4.       Prinsip partisipasi (the principle of participation)
Bahwa klien sendiri yang akan ditolong oleh casework harus berpartisipasi secara aktif dalam usaha- usaha pertolongan yang diberikan.
5.       Prinsip kerahasiaan (the principle of confidentiallity)
Adalah menyangkut hubungan kerja sama antara casework dengan klien yang berkaitan dengan segala  pembicaraan dan keterangan- keterangan mengenai diri klien yang dikemukakannya, maka casework harus dapat merahasiakan dan menyimpannya, serta caseworker tidak boleh memberitahukan nya kepada siapapun tanpa mendapatkan persetujuan  atau izin dari klien yang bersangkutan.
6.       Prinsip kesadaran diri pekerja sosial (the principle of caseworker self-awarnes)
Disini caseworker harus menyadari bahwa ia adalah pekerja sosial  yang menghadapi klien dan tak boleh menonjolkan motif pribadinya.

·      Prinsip- prinsip khusus
Yang hanya  dipergunakan sesuai dengan pelaksanaan tiap- tiap bimbingan sosial perorangan mengingat perbedaan dari masalah yang dihadapi klien.  Sedangkan pada prinsip khusus social case work yaitu :
1.       Merubah keadaan sekeliling dan mendorong ego (environmental modification and ego support)
2.       Penjelasan efek dan arti tingkah laku (clarification of the effect and meaning of behaviour)
3.       Mengungkapkan penyebab tingkah laku yang dilupakan (uncovering the forgetten causes of behaviour)

Setelah memahami prinsip diatas kita akan membahas teknik apa saja yang digunakan dalam pertolongan bimbingan sosial perorangan. Teknik pertolongan dalam bimbingan sosial perorangan ini dilaksanakan setelah pekerja sosial memahami situasi klien dan mempunyai pengertian yang dalam masalahnya mengenai prosedur yang tertentu. Dan ada empat macam teknik yang digunakan dalam social case work, seperti :
1.    Merubah keadaan sekeliling (manipulation of the environment)
Ialah menolong klien dengan berusaha merubah keadaan sekitarnya yang menyebabkan klien menderita sesuai dnegan  masalah masing- masing klien.
2.    Memberikan dorongan (supportive relationship)
Dimaksudkan agar klien dapat mengatasi kesulitan dan masalahnya sendiri.
3.    Menjelaskan persoalan (clarification o f the problem)
Maksudnya adlah caseworker harus member penjelasan kepada klien mengenai kesukaran- kesukaran atau masalah yang sebenarnya, berdasarkan keterangan yang ilmiah dan logis dan bersifat objektif dan dapat dipahami oleh klien.
4.    Interpretasi (interpretation )
Teknik ini  hampir sama dengan teknik menjelaskan persoalan, perbedaannya bahwa interpertasi diberikan lebih mendalam dan pada umumnya berhubungan dengan kesukaran dan penderitaan emosional.

Setelah kita pahami tentang teknik dan prinsip pada social case work, maka selanjutnya kita akan membahas tahap- tahap dalam proses social case work. Social case work mem[unyai proses permulaan dan akhir yang menggunkan merode ilmiah seperti pada kebanyakan  profesi yang selalu dapat diuraikan dengan langkah- langkah fungsionalnya. Ada beberapa langkah yang digunakan dalam proses bimbingan sosial perorangan, yaitu :
1.    Tahap pengumpulan data (fact finding)
Ini adalah langkah pertama sebelum pekerja sosial mulai bekerja. Pengumpulan data dimaksudkan unutk memperoleh data mengenai klien yang akan digarap oleh pekerja sosial.
2.    Tahap diagnosa
Dimana tahap ini pekerja sosial mulai menganalisa hasil pengumpulan data klien. Setelah bahan- bahan yang terkumpulan dibahas unutk menentukan atau mengetahui apa yang harus diperbuat inilah yang sangat sulit, sebab tidak jarang bahan- bahan- bahan keterangan yang terkumpul ternyata tidak mencukupi kebutuhan penganalisaan. Penganalisaan ini kemusian diakhiri dengan penyusunan suatu rencana.
3.    Tahap treatment (penyembuhan)
Tahap ini adlaah pelaksanaan bantuan dalam rnagka bimbingan sosial perorangan. Treatment harus dilakukan berturut- turut sesuai dnegan perencanaan yang disusun dalam tahap diagnosisa.

Sekian pembahasan mengenai social case wor atau bimbingan sosial perorangan. Semonga apa yang saya posting ini bisa menjadi acuan dan bisa bermanfaat bagi teman- teman walaupun ilmu yang saya bagi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Wasalam J
Share:

Social Case Work (part 1)



Ada tiga metode pokok dalam pekerjaan sosial, yaitu metode bimbingan sosial perseorangan (social case work), metode bimbingan sosial kelompok (social group work), dan yang terakhir metode bimbingan sosial masyarakat (social community organization). Dimana masing- masing metode memiliki cara berbeda dalam menggunakannya. Dan kali ini akan saya bemberkan beberapa hal mengenai metode bimbingan sosial perorangan atau social case work. Untuk itu langsung saja, simak paragraf berikut.

Yang pertama perlu kita ketahui adalah apa itu bimbingan sosial perorangan atau social case work ? Yah. . .sebelum jauh menelusuri  tentang social case work, saya akan memberikan pemahaman tentang batasan-  batasan social case work menurut  beberapa ahli, yaitu :
BRENNAN & PARKER
Mengatakan kalau bimbingan sosial perorangan adalah suatu metode membantu yang diarahkan pada usaha mendorong dan menampilkan kemampuan individu dan juga perlu mencoba untuk memperkecil tekanan lingkungan terhadap dirinya.  Batasan tersebut memperjelas bahwa dalam memberikan bantuan kepada seseorang yang terganggu fungsi sosialnya akibat tekanan dari lingkungan, metode bimbingan sosial perorangan  berupaya untuk membantu dengan jalan mendorong dan mengoptimalkan kembali kemampuan yang ada. Dan lebih lanjut Brennan dan Parker mengatakan bahwa social case work itu diarahkan kepada usaha memberikan mobilitas dari kemampuan-  kemampuan yang terdapat dalam diri in divide dan sumber- sumber di dalam masyarakat yang cocok membantu individu tersebut dalam memecahkan masalah apapun yang dihadapinya dalam lingkungan sosialnya.

PEARLMAN
Mengatakan kalau   social case work adalah suatu proses yang diberikan oleh suatu badan kesejahteraan sosial insane untuk membantu  individu- individu supaya lebih efektif mengatasi masalahnya didalam fungsi sosialnya. Batasan ini agak lebih lengkap dari batasan sebelumnya, yakni didalam mem berikan bantuan pada seseorang yang mengalami masalah sosial diperlukan kelengkapan komponen- komponen penting yang biasa dikenal dengan 4P yaitu orang yang bermasalah atau klien (person), masalah (problem), lembaga atau badan sosial yang mempekerjakan seorang peksos (place), dan serangkaian tahap bantuan (proses).

Dari batasan dua ahli diatas, dapat memberikan pengertian kepada kita bahwa inti dari metode nimbingan sosial perorangan atau social case work itu terletak pada seseorang dengan masalah yang disandangnya, yang datang kesuatu tempat/ badan/ bim bingan dimana disitu dipekerjakan seorang professional untuk membantu  orang yang bermasalah tersebut melalui suatu proses.

Jika sudah paham dengan pengertian social case work, maka selanjutnya kita harus mengetahui apa saja tujuan dari social case work itu sendiri. Oke. . . tujuan bimbingan sosial perseorangan tidak terlepas dari tujuan dasar pekerjaan sosial yaitu membantu individu yang bermasalah agar individu tersebut pada akhirnya dapat membantu dirinya sendiri. Tujuan social case work dapat diperinci sebagai berikut :
a. Membantu klien yang diarahkan untuk mendorong dan meningkatkan kemampuan dan jika perlu memperkecil tekanan lingkungan terhadap dirinya
b.  Mobilisasi kemampuan- kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan sumber- sumber yang ada dimasyarkat yang cocok untuk membantu individu tersebut memecahkan maslaah apapun yang dihadapinya dalam kehidupan sosial sehari- hari.
c. Membantu individu- individu supaya lebih efektif mengatasi masalahnya yang terkait dengan fungsi sosialnya.                                           

Mungkin postingan kali ini hanya sebatas pada pengertian dan tujuan dari social case work. Postingan selanjutnya insyaallah akan kita  bahas hal- hal yang lain yang harus di perhatikan dalam penerapan metode social case work.

Semoga postingan ini bisa membantu teman- teman. 
Wassalam J
Share:

Jenis Pencatatan Dalam Pekerjaan Sosial

Jika kemarin saya sudah membahas Tujuan Pencatatan Dalam Pekerja Sosial di postingan yang lalu. Kali ini saya akan melanjutkan postingannya. Karena jika ada Tujuan pasti ada Jenis dan Kegunaan dari Pencatatan yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial. Dan kali ini saya akan berbagi tentang JENIS PENCATATAN DALAM PEKERJAAN SOSIAL yang sering digunakan oleh seorang pekerja sosial yang dalam menjalankan dan menyelesaikan permasalahan kliennya.

Berikut ini, saya akan bagiakan keteman- teman apa saja jenis pencatatan yang digunakan seorang pekerja sosial yaitu :
Catatan Harian (daily long)
Catatan harian atau biasa disebut buku harian juga digunakan oleh seorang pekerja sosial. Buku harian disini memuat berbagai peristiwa yang dihadapi pekerja sosial dalam pelaksanaan tugasnya sehari- hari, lengkap dengan jam, lama waktu, serta isi peristiwa yang terjadi bersama klien.

Catatan Proses (process record)
Catatan proses merupakan hasil pencatatan dari pekerja sosial yang memiliki  sifat “khusus”, terperinci mendetail dari semua kejadian, baik pada diri interview (sistem klien   dan sistem sasaran), maupun lingkungan sekitar selama berlangsungnya interview.
Isinya :
·     Menggambarkan jalannya wawancara, apa yang ditanyakan dan apa jawabannya yang disertai gambaran mengenai perubhan  roman muka, nada bicara, reaksi, ekspresi klien dan ekspresi pekerja sosial sendiri.
·  Merupakan laporan terperinci tentan bagian- bagian tingkah laku klien (verbal dan non verbal) atau lingkungan sosialnya pada waktu menghadapi pekerja sosialnya dan faktor- faktor apa yang sekiranya menyebabkan tingkah laku tersebut.
·   Kerangka laporan ini dalam garis besarnya hanya terdiri atas tiga bagian utama yaitu pendahuluan, isi laporan dan kesimpulan.

Catatan Proses Ringkas (summarized process record)
Isinya :
Laporan ini serupa dengan laporan biasa tetapi tidak sama dengan catatan proses, perbedaannya adalah lebih sederhana, tidak terbentuk Tanya jawab dan tidak disajikan suatu percakapan penuh, meskipun bahan yang ingin dikumpulkan melalui wawancara tersebut mengenai hal- hal yang sangat rinci, maka dapat disajikan laporannya dalam kalimat- kalimat biasa dan menggunakan kalimat tidak langsung. Kadang kala laporan proses ringkas ini merupakan laporan hasil wawancara beberapa kali yang amat erat kaitannya, tetapi mungkin  juga hasil sajian dari satu kali wawancara.

Catatan Ringkas (summarized record)
Isinya :
Laporan ini memang merupakan ringkasan dari beberapa laporan yang merupakan laporan- laporan wawancara sebelumnya. Pada umunya laporan ringkas memberikan gambaran suatu kasus secara lengkap karena berasal dari beberapa laporan yang sudah diolah.

Catatan Kasus (case record)
Isinya :
·    Memuat data atau kerangka selengkap- lengkapnya tentnag klien dan lingkungan sosialnya serta hal- hal lainnya yang berkaitan dengan bantuan dan bimbingan sosial yang diberikan.
·    Catatan kasus yang lengkap merupakan catatan tentang keseluruhan proses bantuan dan bimbingan sari awal sampai akhir (terminasi).
·      Bahan catatan kasus antara lain berasal dari buku harian dan catatan proses.
·      Sifatnya rahasia untuk diketahui umum.
·  Pada tipe pencatatan ini dapt dilampirkan berbagai keterangan tertulis yang menyangkut klien atau lingkungan seperti ijazah, keterangan dokter, raport, ds. Karena ini sebaiknya dimasukkan dalam satu map tersendiri.

Buku Catatan Data Lembaga
Dalam catatn lembaga yang perlu didata mencakup gambaran tentang keadaan lembaga yang meliputi :
·      Nama lembaga
·      Alamat lembaga
·      Program kerja lembaga
·      Kebijakan lembaga
·      Prosedur pelayanan dan syarat- syarat yang harus dipenuhi
·      Proses pelayanan, cara- cara pemberian pelayanan, waktu metode yang digunakan
·      Struktur organisasi lembaga
·      Pencatatan dan pelaporan kasus klien (wawancara, informasi dan data klien)
·      Bidang- bidang fungsional kegiatan
·      Batas khusus lembaga
·      Batas kewenangan pelayanan (Daerah Tingkat II, I, Nasional, atau internasional)
·      Tanggal berdirinya lembaga
·      Sumber dana yang dapat diperoleh
·      Jumlah karyawan yang professional dari setiap bidang
·      Sifat lembaga ( institusional, semi institusional, non instituisional)
·      Jumlah staf adminnistrasi yang ada dan statusnya
·      Landasan hukum didirikannya lembaga



Share:

Tujuan Pencatatan Dalam Pekerjaan Sosial

Menurut Ardissa sebuah catatan (record) dalam pekerjaan sosial khususnya dalam proses Social Casework, adalah suatu abtaksi dari apa yang terjadi dalam situasi sosial antara klien dan pekerja sosial dalam proses pemberian bantuan. Pencatatan pada dasarnya suatu abstraksi tentang apa yang yang terjadi dalam relasi antara pekerja sosial dan kliennya pada proses pemberian bantuan.

Catatan dapat juga dipandang sebagai suatu reproduksi dari apa yang terjadi dalam situasi sosial khusus yang berarti, yang dapat dipergunakan untuk menetapkan diagnose, perumusan masalah, penetapan tujuan/ sasaran, penentuan strategi/  tugas dan stabilitasi usaha perubahan dan juga berguna dalam proses pemberian bantuan/ proses intervensi dan evaluasi.

Catatan dibuat secara tertulis seperti pada umumnya dilakukan oleh pekerja sosial di Indonesia. Dan dalam perkembangannya, pencatatan yang dilakukan oleh pekerja sosial sudah menggunakan audiotape dan videotape. Catatan yang dibuat secara tertulis oleh pekerja sosial merupakan sari dari persepsi pekerja sosial sendiri tentang klien. Klien yang membaca case record tidak akan mendengar dan melihat         perilakunya sendiri sebagai pelaku melainkan melihat persepsi orang lain tentang dirinya.
Untuk apa pekerja sosial membuat catatan ?
Pekerja sosial membuat catatan tidak hanya untuk alat komunikasi dalam usaha mempertanggung jawabkan segala tindakannya, tetapi juga mempunyai tujuan dan maksud tertentu.

Adapun tujuan dari pencatatan oleh pekerja sosial, yaitu :
>> Praktikan
Catatan untuk tujuan praktik antara lain digunakan dalam rangka :
a.       Pembuatan problem assessment (pengukuran masalah)
b.      Mengarahkan proses intervensi
c.       Bahan dalam bantuan evaluasi dan terminasi

>>  Administrasi
Catatan untuk tujuan administrasi digunakan sebagai :
a.       Bahan dala laporan pertanggung jawaban kepada pihak yayasan, mas yarkat (donator, dll), pemerintah, dan sebagainya.
b.      Bahan untuk rapat kerja
c.       Bahan dalam proses evaluasi social service delivery (penyampaian pelayanan sosial) dan analisis kebijakan sosial.
d.      Sebagai bahan untuk menilai seberapa jauh pekerja sosial telah melakukan peranan sebagai pekerja sosial professional.
e.      Bahan untuk menilai kempuan interview, memelihara relasi, dan mendiagnosa.
f.        Bahan untuk terapi, evaluasi, dan terminasi.
g.       Pertanggung jawababn terhadap lembaga badan sosial.
h.      Dokumen dan sebagai dasar laporan statistic lembaga.
i.         Memelihara kelangsungan pelayanan terutama bila terjadi pengalihan klien (referral atau transfer)

>>  Supervise
Catatan untuk tujuan supervise digunakan sebagai :
a.       Bahan dalam proses belajar mengajar.
b.      Bahan untuk menilai seberapa jauh pekrja sosial telah melakukan peranan sebagai pekerja sosial professional.
c.       Bahan untuk menilai kemampuan interview, memelihara relasi, mendiagnosa, terapi, evaluasi, dan terminasi.

>> Belajar Mengajar
Catatn untuk tujuan belajar mengajar dikelas, antara lain :
a.       Memberikan contoh penerapan teori dalam proses bantuan.
b.      Mempercepepat proses pemahaman terori dan konsep.
c.       Mengoreksi dan perubahan intervensi.
d.      Evaluasi.
e.      Menentukan terminasi bantuan.
f.        Supervise

>>  Penelitian
Catatan untuk tujuan penelitian antara lain dipergunakan untuk :
a.       Mencari model praktik.
b.      Menguji efektifitas suatu metode.
c.       Bisa jga dalam policy – research (penelitian kebijakan).

>> Komunikasi Antar Profesi
Sedangkan catatan untuk tujuan komunikasi antar profesi digunakan untuk :
a.       Media komunikasi antar profesi pekerja sosial.
b.       Berbagai profesi lain


Dalam kaitannya dengan tujuan- tujuan tersebut diatas, maka yang paling penting dari suatu catatan professional isinya, hakekat situasi kasus. Dan suatu keharusan dari pekerja sosial adalah mendapat informasi, menulis apa yang ia piker berguna bagi proses assessment dan intervensi secara professional.
Share:

Akankah Berakhir disini

Sudah hampir empat tahun kebersamaan dan sedikit demi sedikit tentangmu mulai saya tinggalkan. Meski ingatan mengenai dirimu masih saja teringat jelas dalam pikir ini disela- sela kesibukan saya sekarang.
Emang berasa sangat beda dibanding dengan awal mengenal dulu. Walau hadirmu sekarang hanya menjadi minoritas diotak dan pikiran saya. Tapi tetap, sampai postingan ini dibuat tentangmu masih saja teringat jelas.
Entah sejak kapan ini semua mengalami kemundurun. Rasa yang dulu selalu menggebuh- ngebuh jika mendengar namamu, kini hanya sekedar hiburan sepersekian detik untuk kehidupan saya.
Apapun penyebabnya, yang saya rasakan saat ini dengan beberapa tahun kemarin emang sangat jauh berbeda.
Yah. . .itulah kehidupan. Penuh dengan kisah- kisah misteri yang akhirnya terungkap dengan kebahagiaan bahkan kesedian pun tak luput dari ceritanya. Dan dari itu semua, meninggalkan cerita untuk diceritakan dikemudian hari.
Masuk ditahun ke empat ini, saya menjadi ragu untuk bisa tetap bertahan dan terus bersama. Tapi apapun keputusan saya nanti, terus bersama atau harus menjauh dan mulai menjaga jarak. Tentangmu akan selalu tersimpan di satu ruang kecil yang tak mugkin saya singkirkan. Karena jujur, kalian telah banyak mengajarkan saya tentang kehidupan yang tak pernah saya dapatkan dari orang lain yang juga ada disekitar saya. Terima kasih untuk waktu selama ini. Walau nantinya kita harus berpisah, dan emilih jalan masing- masing, semuanya tak mungkin saya lupakan. Terima kasih
Share: